Muda Mulia, Kenapa Tidak?
Oleh Anas Al Lubab
Judul :
Muda Mulia: Cahayai Gelapmu, Kuatkan
Langkahmu, Muliakan Mudamu
Penulis :
Rendi Saputra
Penerbit :
Mizania
Cetakan :
Ke-1 (Februari 2013)
Tebal :
xx + 268
Kamis 2 Mei kemarin, Abdul Salam HS relawan
Rumah Dunia mengabari saya via SMS bahwa ada paket buku kiriman penerbit Mizan.
Saya penasaran dan segera meminta Salam membukanya untuk mengetahui judul buku
apa saja yang dikirim. Salam sebagai penggandrung buku sastra menjawab “Bukan
buku sastra euy, ada 2 buku judulnya On penulis Jamil Azzaini satu lagi Muda
Mulia, Rendy Saputra.” Saya pun diliputi penasaran seperti apa isi buku
tersebut, dan siapa pula penulis baru bernama Jamil Azzaini dan Rendy Saputra
itu. Siang itu juga sehabis menghadiri undangan pernikahan teman, saya langsung
mengambil buku tersebut ke Rumah Dunia.
Pas buku sudah ditangan dan membuka
plastiknya, awalnya saya enggan membacanya. Apalagi ini buku training motivasi
yang dalam pikiran saya isinya paling khutbah menggebu mengenai trik-trik
meraih kesuksesan instan yang sedang menjadi trend sekarang. Tak ayal hal ini
membuat saya terburu-buru berkesimpulan bahwa buku ini jelek. Lalu disela
kondisi saya yang sedang diserang flu dan batuk berat sehingga butuh istirahat
saya gunakan untuk mencoba melahap buku Muda Mulia terlebih dahulu secara
perlahan-lahan sebelum membaca buku On-nya Jamil Azzaini.
Ajaib, setelah saya membuang pikiran negatif yang mengatakan buku ini tak layak baca ternyata saya rampung membacainya hanya dalam waktu beberapa jam saja. sehingga istri saya nyeletuk “Makanya jangan bilang jelek sesuatu yang belum benar-benar kita ketahui. Ini mah dibaca aja belum udah bilang jelek, sementara penulis terkenal belum tahu isi bukunya saja sudah bilang bagus” mendengar sindiran istri, saya hanya tersenyum sambil mengakui kekeliruan sikap saya dalam menilai buku.
Rendy Saputra menulis buku ini dengan
penuturan yang begitu sugestif. Ia membagi langkah praktis buku ini ke dalam 7
tangga—atau dalam bahasa Rendy modus—yang mesti kita resapi dan jiwai untuk
menggapai prestasi kemuliaan di usia muda. Ke-7 modus itu; Hidup Yakin, Kenal Diri, Jiwa Tumbuh, Aksi Hebat, Jual Intan, Sayap
Utuh, dan Akhir Indah.
Pada usia muda banyak dari kita yang
memimpikan sesuatu yang ingin dicapai, namun masih kebingungan bagaimana
langkah-langkah yang mesti ditempuh. Sehingga impian-impian mulia itu hanya
menjadi angan-angan kosong yang tak pernah tergapai dan terkubur sia-sia. Dan
aktivitas keseharian masa muda pun dijalani dengan sesuatu euphoria kebahagiaan
semu, hura-hura, nonton, nongkrong, menilap uang pemberian orangtua.
Dalam pembahasan modus Hidup Yakin, Rendy
mengajak kita bukan sekadar yakin percaya dengan kemampuan diri, lebih dari itu
pede menurut Rendy adalah percaya Dia—zat yang menciptakan kita. Kepercayaan
total kepada aturan-Nya bukan saja akan memberi energi positif untuk langkah
kita, tetapi juga memberi kemudahan-kemudahan melalui intervensi-Nya. Sehingga
hidup yang kita jalani bukan sekadar berdasarkan rencana melainkan pemetaan
impian-impian. Jika rencana adalah suatu keinginan yang akan kita raih
berdasarkan kemampuan yang kita punya, sedangkan impian adalah sesuatu yang
diluar jangkauan kita. Sehingga dengan bermimpi kita terus berupaya memantaskan
skill diri untuk meraih impian yang kita tuju. Dengan begitu, kita akan senantiasa diselubungi kemampuan-kemampuan
Tuhan.
Kemudian, Kenal Diri, setelah kita
meyakini betul peran Allah dalam mengatur semesta kehidupan kita, selanjutnya
kata Rendy kita mesti mengenal siapa diri kita. Setiap kita sejatinya merupakan
makhluk spesial yang tak ada duanya—sidik jari kita tidak ada yang menyerupai.
Dengan meminta petunjuk-Nya, kita mengenali siapa diri kita, menemukan potensi
atau berlian diri, mencari hasrat terbesar dalam diri, sehingga mampu
menunjukkan performa terbaik sebagai aktor dalam panggung kehidupun berbekal
penguasaan draf skenario yang dirancang-Nya.
Jiwa Tumbuh, dalam modus ketiga
ini, Rendy mengilustrasikannya dengan sebuah pohon yang berdaun rindang dan
akarnya kokoh menghujam bumi, untuk menumbuhkan jiwa, terlebih dahulu kita
mesti menjadikannya benih terbaik—mensucikannya, lantas memilih tanah yang
cocok atau komunitas yang tepat untuk menumbuhkembangkan jiwa kita. Nutrisi yang
terpenuhi, hama yang mesti segera diperangi, pemberian cahaya yang cukup—berbekal ilmu—dan terakhir melibatkan perawat tanaman
terbaik—Allah SWT
Aksi Hebat, aksi hebat
menentukan pencapaian keberhasilan, ia yang memancing ikan dengan satu pancing
akan terkalahkan oleh nelayan yang membawa jala ikan yang besar. Batu krikil dan batu besar yang dilemparkan ke sungai memiliki efek getaran jauh berbeda. Aksi hebat ini
merupakan hasil elaborasi antara kekuatan visi, kokohnya alasan atau motivasi,
dan kemampuan untuk melawan hambatan atau tantangan yang kita hadapi. Pepatah
mengatakan orang yang sukses bukan orang yang tak pernah gagal melainkan orang
yang tak pernah sudi dihentikan oleh kegagalan.
Jual Intan, jual intan baru bisa
kita lakukan jika kita telah benar-benar mengenali potensi diri kita. Intan
atau kemampuan paling berharga dalam diri kita bisa kita jual untuk menuju
puncak kesuksesan. Pada bab ini kita pun diajak Rendy untuk memaknai uang.
Kesalahan kita memperlakukan fungsi uang akan berakibat fatal, sehingga banyak
orang menghalalkan segala cara untuk meraihnya—misalnya dengan korupsi. Uang
versi Rendy sekadar instrumen untuk bertahan hidup, bertumbuh, dan motor
penggerak untuk menebarkan kebaikan.
Bukan itu saja Rendy pun menganjurkan jualan
sebagai pembuka pintu rejeki. Jualan menjadi perantara hadirnya uang yang
berkah, mendistribusikan manfaat, dan menumbuhkan kesejahteraan. Dengan Jual
intan diri menjadi peluang jalan hidup yang menerbitkan kebahagiaan. Kita akan
lebih enjoy bekerja yang sesuai dengan hasrat dan hobi kita.
Sayap Utuh, pendamping hidup
dan kedua orangtua. Itulah yang dimaksud Rendy dengan sepasang sayap yang harus
utuh. Tanpa peran kedua sayap tersebut kita akan kesulitan untuk melesat
terbang menuju puncak kesuksesan. Pendamping hidup hadir sebagai teman berbagi
rasa—suka duka, cermin yang jujur—pendamping kita lebih tahu diri kita
ketimbangan sahabat dekat kita, pemulih jiwa—saat orang-orang diluar
menjatuhkan kita pasangan akan menguatkan jiwa kita, sebagaimana khadijah yang
menguatkan langkah perjuangan Muhammad. Kedua orangtua adalah kunci
keridhaan-Nya. Orangtua adalah wakil Allah dimuka bumi, ridha Allah terletak
pada keridhaan keduanya.
Akhir Indah. Pada modus terakhir ini Rendy
mengajak kita mengingat kematian yang pasti terjadi—sense of dead. Rendy mengilustrasikan bagaimana
orang yang divonis dokter sebentar lagi akan meninggal ia akan terpacu
melakukan aneka kebajikan dengan energi yang besar. Dengan selalu mengingat
mati kita akan merencanakan akhir kehidupan yang baik—khusnul khatimah.
Beberapa langkah praktis yang ditawarkan
Rendy berikut ilustrasi teladan dari orang-orang inspiratif
yang dicontohkannya akan
memandu kita mencari kemuliaan yang sesungguhnya. Kemuliaan yang bukan melulu
diukur dengan limpahan materi melainkan limpahan manfaat bagi kemaslahatan
banyak orang. Apapun hasrat dan kecenderungan pekerjaan yang membuat anda
antusias silakan fokuskan dengan kesungguhan dialasi dengan ketaatan total
kepada-Nya. Itulah barangkali yang akan mengantarkan hadirnya kemuliaan di usia
muda. Muda mulia, kenapa tidak? Wallahu
a’lam
Komentar
Posting Komentar