TE-WE : Peta bagi Penulis Petualang

Oleh Anas Al Lubab*

Judul buku                   : TE-WE (travel writer)
Penulis                         : Gol A Gong
Penerbit                      : Kepustakaan Populer Gramedia
Cetakan                       : Februari 2012
Jumlah Halaman         :  xiv + 103

Riuhnya buku-buku how to catatan perjalanan yang menyesaki rak-rak toko buku awal tahun 2012 ini, membuat Gol A Gong yang usianya hampir setengah abad tak tahan untuk turun gunung kembali berbaur bersama para pelancong menghirup pesona alam bebas. Sebagai penulis yang dibesarkan dari pengalaman empiris selama melakukan perjalanan—Lihat buku; Perjalanan Asia (1993) dan The Journey (2008)—membuat Gong dengan mudah dan ringan membuat semacam kitab petunjuk bagi para backpacker yang hendak melancong sekaligus menuliskan pengalaman-pengalamannya selama di perjalanan untuk kemudian mengirimkannya ke berbagai media.

Inilah kecerdikan seorang penulis senior. Dengan cepat ia melihat perkembangan pasar dan menangkap peluang. Sehingga beberapa calon buku yang akan ia tulis selama melakukan perjalanan bermunculan di memori kreatifnya. Mimpi dan janjinya kepada sang istri yang sempat tertunda lantaran tersita kesibukan mengurusi berbagai kegiatan Rumah Dunia  segera kembali ia petakan dengan mengajukan konsep catatan perjalanan ke Negara-negara yang akan ia kunjungi ke berbagai penerbitan—baik buku atau pun majalah—yang ia kirim via email. Judul-judul calon buku berikut telah disepakati penerbit sekaligus bisa mengongkosinya untuk melakukan perjalanan ;Honeymoon ala Backpacker, Road to Mecca, Bukan Housewife Biasa, Spiritual Journey, Sukses di Negeri Perto Dolar. (Lih. 59). Tak hanya itu di berbagai Negara Gong pun telah mengagendakan workshop-workshop kepenulisan.


Dalam buku ini, Gong sebagai ketua Umum Taman Bacaan Masyarakat (TBM) se-Indonesia yang berkewajiban menggelorakan budaya literasi membagikan dengan rinci hal-hal teknis prihal  melancong dan menulis bagi travel-writer terutama membeberkan peluang yang bisa dijadikan catatan menarik bagi para traveler agar catatan perjalanannya mudah diterima penerbit dan menghasilkan uang. Dalam menulis buku ini, Gong banyak mengambil inspirasi dari penulis muda yang meraup berkah dari kebiasaannya menuliskan catatan perjalanan dalam blog pribadinya sehingga dilirik penerbit, seperti Agustinus Wibowo yang telah menerbitkan catatan perjalanan bergaya jurnalisme sastrawi dalam dua bukunya Garis Batas dan Selimut Debu yang diterbitkan Gramedia.

Selain disisipi dengan foto-foto perjalanan yang Gong ambil dari buku terdahulunya the Journey, hampir di akhir setiap bab buku ini, juga dilengkapi dengan rangkuman tips-tips ringkas yang bermanfaat bagi traveler writer yang hendak melancong sambil mengabadikan momen-momen perjalanannya dengan catatan yang menghasilkan uang untuk kembali mengongkosi perjalanan. Dalam buku ini seolah Gong hendak berpesan “di zaman serba dimanjakan teknologi seperti sekarang ini travel writer serba dimudahkan, tinggal bermimpi dan mewujudkan perjalanan.” Tak percaya bacalah.  Wallahu a’lam     

Komentar

Postingan Populer